Rizki Juniansyah dari Indonesia memenangkan gelar angkat besi putra kelas 73kg yang “emosional dan indah” di Olimpiade Paris pada 8 Agustus dengan total angkatan 354kg, sekaligus mencetak rekor Olimpiade dalam clean and jerk setelah juara bertahan asal Tiongkok, Shi Zhiyong, gagal menyelesaikan kompetisi.
Juniansyah mengangkat 155kg dalam snatch untuk menempatkan dirinya dalam posisi yang baik, lalu mengerahkan seluruh tenaganya di babak kedua clean and jerk dengan angkatan 199kg yang memastikan medali emas.
Rizki Juliansyah Sabet Medali Emas Sekaligus Rekor Dunia
Pertarungan sebenarnya terjadi untuk posisi kedua, dengan Weeraphon Wichuma dari Thailand meraih perak dan Bozhidar Andreev dari Bulgaria mendapatkan perunggu.
Weeraphon yang berusia 19 tahun mengangkat 198kg dalam clean and jerk, sehingga total angkatannya menjadi 346kg, hanya 2kg di depan Andreev, tetapi tertinggal 8kg dari Juniansyah.
“Saya senang, bangga, dan sangat emosional memenangkan ini, medali emas pertama saya dan menciptakan sejarah. Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia atas dukungannya, kepada mereka yang menonton di rumah,” kata Juniansyah.
“Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan saya. Anda melihat saya menangis karena ini adalah pengalaman yang sangat emosional dan indah, dan saya sudah memikirkan masa depan.”
Juniansyah, yang berusia 21 tahun, berhasil pulih dari operasi usus buntu tepat waktu untuk merebut satu-satunya slot angkat besi 73 kilogram dari tangan rekan setimnya (dan pemegang rekor dunia) Rahmat Erwin Abdullah. Saat itu, keputusan tersebut menimbulkan kehebohan.
Pada 8 Agustus, dalam ajang 73 kilogram di Paris, Juniansyah membuktikan bahwa dia adalah atlet yang tepat, mencetak rekor baru Olimpiade dalam clean & jerk dalam perjalanannya meraih medali emas.
Meskipun Juniansyah menduduki puncak papan kualifikasi sebelum Paris, ia menghadapi pertarungan sengit melawan bintang dari Tim Tiongkok dan juara Olimpiade dua kali, Shi Zhiyong, yang, meskipun memimpin dengan 10 kilogram di snatch, gagal mencatatkan clean & jerk yang berhasil.
Bagi Indonesia, angkat besi adalah cabang peraih medali nomor dua setelah bulu tangkis di Olimpiade Musim Panas. Pada 7 Agustus, rekan setim Juniansyah, Eko Yuli Irawan, mengalami cedera pinggul yang parah yang kemungkinan besar menghalanginya meraih medali di kategori 61 kilogram putra.
Hasil Pertandingan Angkat Besi 73 Kg Putra Olimpiade Paris 2024
Atlet angkat besi nomor 73 kg putra tuan rumah Bernardin Kingue Matam belum berbicara banyak, tetapi dua belas atlet angkat besi lainnya berhasil masuk ke final.
Sampai percobaan ketiga, Shi Ziyong hanya mampu mengangkat beban terbaik 145 kg di angkatan snatch. Karena mengalami cedera dalam pertarungan angkat besi Olimpiade 2024, atlet Latvia Ritvars Suharevs tidak bisa finis.
Di percobaan pertamanya, Shi Ziyong mencoba mengangkat 191 kg dengan clean and jerk, tetapi dia gagal. Di sisi lain, Rizki Juniansyah berhasil mengangkat 191 kg di percobaan pertamanya.
Dia langsung menyodok ke posisi pertama untuk sementara dengan total angkatan 346 kg. Posisi Rizki bertahan sampai Shi Ziyong gagal di percobaan kedua untuk 191 kg.
Di percobaan ketiga clean and jerk, Shi Ziyong gagal lagi. Dia gagal mengangkat 191 kg, membuat Rizki mendapatkan emas. Sementara itu, Rizki Juniansyah memenangkan emas dengan mengangkat 199 kg di percobaan kedua, membuatnya tak terkalahkan.
Dalam dua percobaan, Luis Mosquera berhasil mengangkat 185 kg dan sempat menjadi yang terbaik dengan total 340 kg.
Namun, atlet Bulgaria Dimitrov Andreev menyusul Mosquera setelah mengangkat 187 kg di percobaana kedua, membuatnya memimpin 341 poin. Andreev bahkan menambah angkatan menjadi 190 kg, membuatnya memimpin 344 poin.
Sebaliknya, atlet tuan rumah Bernardin Kingue Batam kembali gagal. Dia hanya bisa mengangkat 320 kg secara keseluruhan dan hanya mampu mengangkat 175 kg secara bersih dan jerk.